
Warung Bakmi Mbah Wito di Dusun Kemoro Sari,Desa Piyaman,wonosari,Gunung Kidul.
Sebagian dari pedagang mie jawa,seperti Mbah Wito,lebih memilih berdagang di kampung halaman.Mbah Wito sudah berjualan mie jawa sejak tahun1942,yaitu sejak indonesia masih dijajah Jepang.Kala itu,Mbah Wito masih menjajakan dagangan mienya dengan pikulan dari desa ke desa.Sebelum menetap di Gunung Kidul,Mbah Wito sempat berjualan di Prambanan,Yogyakarta.
Seiring semakin bertambahnya usia,Mbah Wito mulai mewariskan usaha dagangannya kepada anaknya,Ngadenin,dan menantunya,Tukinem.Sebelumnya,Mbah Wito belajar berdagang mie dari kakaknya,Wono.
Sejak masih muda,Mbah Wito sudah menularkan keahliannya kepada semua orang yang ingin belajar.Biasanya,dia"dipinjam" selama sepuluh hari di sebuah warung mie untuk mengajarkan ilmu memasaknya."Jika pengujungnya sudah stabil,ya saya tinggal.Sudah sepuluh warung meminjam saya,"kata Mbah Wito.
Pedagang mie jawa asal Piyaman yang tersebar di kota-kota besar,seperti jakarta,surabaya,hingga pulau sumatra biasanya pulang setahun sekali pada mudik LebaranKehadiran pedagang mie jawa ini menjadi salah satu aset yang menyokong pembangunan desa.
No comments:
Post a Comment