Khasiat dan Manfaat

Kecipir

     Kecipir adalah salah satu jenis sayuran yang berasal dari Indonesia bagian timur. Kecipir memiliki nama sendiri di setiap daerahnya, seperti jaat (Sunda), kacang botol atau kacang belingbing (Sumatera), kelongkang (Bali), serta biraro (Ternate).
     Kecipir hidup merambat seperti kacang anjang. Biasanya dalam pembuddidayaannya diberi penyangga dari kayu atau bambu. Namun, jika dibiarkan maka kecipir akan menutupi permukaan tanah. Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu. Daun majemuk dengan anak daun tiga berbentuk segitiga, panjang 7,0-8,5 cm, pertulangan menyirip, letak berselang-seling, warna hijau. Bunganya tunggal, tipe kupu-kupu, tumbuh dari ketiak daun, kelopaknya biasanya berwarna biru pucat, dapat dipakai sebagai pewarna makanan. Buah tipe polong, memanjang, berbentuk segi empat dengan sudut beringgit, panjang sekitar 30 cm, berwarna hijau waktu muda dan menjadi hitam dan kering bila tua. Bijinya bulat dengan diameter 8-10 mm, berwarna coklat hingga hitam.
     Buah kecipir yang masih muda dapat dijadikan sayur dengan berbagai jenis masak, seperti lalapan, pecel, karedok, sayur lodeh, dan lain-lain. Selain buahnya yang masih muda, biji buahnya yang sudah tua dapat juga dijadikan berbagai olahan. Biji kecipir mempunyai rasa rasa seperti garden peas, biasanya digoreng dengan lemak hewan. Dapat  pula diolah menjadi susu, kopi, teh, tempe, kecap, dan sebagainya. Biji kecipir yang telah tua bisa diolah menjadi minyak atau tepung.
     Selain itu, ternyata daun muda bisa juga dijadikan sayuran, biasanya direbus, atau dijadikan semacam sup. Daun juga berkhasiat sebagai obat radang anak telinga. Akarnya menggelembung, membentuk umbi yang dapat dimakan.
     Umbi kecipir dapat dikonsumsi setelah direbus dan dimakan selagi hangat seperti umbi lainnya. Umbi kecipir dapat dibuat keripik setelah direbus, diiris tipis-tipis, dan digoreng. Umbi kecipir juga dapat dimakan seperti bengkuang. Di Myanmar, umbi kecipir biasanya direbus sampai lunak dan dimakan sebagai snack bersama minyak nabati dan garam. Di Indonesia, umbinya digunakan sebagai obat sariawan dengan ditambah gula batu.
    Kecipir memiliki banyak kandungan protein, flavonoid, saponin, karbohidrat, hemiselulosa, selulosa, pentosa, galaktan, asam lemak tak jenuh (asam linoleat), dan tanin. Berdasarkan penelitian bahwa kandungan protein biji menyamai kedelai (30-39%0.

No comments:

Post a Comment