Khasiat dan Manfaat

Showing posts with label Nusantara Crop's. Show all posts
Showing posts with label Nusantara Crop's. Show all posts

VALERIANA (Valeriana officinalis L.)



Khasiat : Sedatif, Hiptonik, Spasmolitik, Karminatif, Hipotensif
 Bagian Tanaman yang digunakan : Rimpang, akar

Cara pengobatan :
  • Lemah Syaraf : Akar valerian 30 g, Daun leng-lengan20 g, Daun seribu 20 g, Daun sambang darah 20 g, air 500 ml, Ramuan direbus sampai mendidih selama 15 menit. Diminum 3-4 kali sehari.

VIOLCES (Viola odorata Linn.)


     Terna tak berbatang, tahunan dengan rimpang yang diterapi sisa-sisa tangkai daun dan daun penumpu, dan tunas-tunas berdaun dan merambat.
Habitat: Tumbuh di pegunungan dengan penyinaran yang cukup pada dataran ketinggian 900-1300 m dpl. 

Kandungan kimia: Asparagin; Kolin; Polin 

Khasiat: Diatoretik; Antiperitik; Diuretik 

Bagian tanaman: Daun 

Cara penggunaan:
  • Gangguan Syaraf : Daun violces secukupnya; Daun leng-lengan secukupnya; Daun seribu secukupnya; Daun Sambang darah secukupnya; Air secukupnya, Semua bahan tersebut dididihkan, lalu setelah dingin disaring dengan kain bersih, Diminun sedikit demi sedikit sampai habis.

TEMUGIRING (Curcuma heyneana Val.V.Zyp)

     
     Temugiring merupakan tanaman semak semusim, mempunyai batang semu terdiri atas pelepah daun, permukaan licin warna hijau. Daun tunggal,Perbungaan majemuk, mahkota kuning muda.
     Temugiring dapat ditemukan tumbuh liar di pekarangan dan ladang pada tanah lembab dan sedikit cahaya pada dataran rendah sampai 900 dpl.

Kandungan kimia : Minyak atsiri, Zat pati

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang

Khasiat ; Antelmintik

Cara pengobatan :
  • Cacingan : Rimpang temugiring segar 4 g, air secukupnya, Temugiring diparut kemudian diseduh dengan air mendidih hingga diperoleh 1/4 cangkir, diminum 1 kali sehari.
  • Bau badan : Rimpang temugiring segar 1/2  jari tangan, Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
  • Kegemukan :  Rimpang temugiring segar 1/2 jari tangan, daun kemuning segar 1 genggam, Daun pacar kuku segar 1 genggam, Air secukupnya, dipipis, diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir




TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza. Roxb.)



     Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar.
     Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.

Kandungan Kimia : Daging bah rimpang mengandung Fellandrean dan turmerol atau sering disebut minyak menguap, Minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol, kurkumin.

Sifat dan Khasiat : Sifatnya mempunyai rasa sedikit pahit, Anti sembelit, acnevulgaris,Antiinflamasi, dan anti hepatotoksik, laktagoga,kolagoga, tonikum, diuretik,fungstatik, bakteriostatik.

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang segar atau dikeringkan

Cara pengobatan:
  • Sakit Limfa : 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
        daun meniran, temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
        bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
        disaring. Diminum 1 kali sehari 1 cangkir. 
  • Sakit Ginjal : 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
        genggam daun kacabeling, temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
        bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring. Diminum selama 3 hari. 
  • Sakit Pinggang : 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
        genggam daun kumis kucing,  semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
        dan disaring. Diminum 1 kali sehari 1 gelas. 
  •  Asma : 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren, temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
        kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
        sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring. 
  • Sakit Kepala dan masuk angin : beberapa rimpang temulawak,  temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
        halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
        direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
        gelas, kemudian disaring disaring. 
  • Maag : 1 rimpang temulawak,  temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
        sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
        dan disaring. Diminum 1 kali sehari 1 gelas. 
  • Sakit perut, Sakit perut pada waktu haid : 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
        kelapa, garam secukupnya, temulawak diparut, kemudian direbus bersama
        bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
        2 gelas. Diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore. 
  • Menghilangkan bau amis sewaktu haid : 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong  gula
        kelapa, temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
        kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
        panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
        15 menit, dan disaring. Diminum 3 kali, 1 kali sehari. 
  • Memperbanyak produksi ASI : 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya,temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
        dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
        bubur, Dimakan biasa. 
  • Memacu ASI yang macet  : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
         2-3 sendok makan adonan sagu, temulawak diparut, kemudian bersama bahan
         lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
         Diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur. 
  • Kesulitan buang air besar/berak : 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
         kelapa, temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
         sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
         panas secukupnya dan disaring. Diminum biasa. 
  • Sembelit : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya. kedua bahan tersebut ditumbuk    sampai halus,
         kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring. diminum biasa.
  •  Menambah nafsu makan : 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
         daun meniran, semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
         sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.

TERATAI (Nelumbium nelumbo Druce)


     Tanaman ini berasal dari daratan Asia. Teratai dapat ditemukan tumbuh liar di rawa atau dibudidayakan di perairan atau kolam. Teratai merupakan tumbuhan herbal menahun yang tumbuh tegak, rimpang tebal bersisik, tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Permukaan daun berlilin; warnanya hijau keputihan, tepi rata, bagian tengah agak mencekung, tulang daun tersebar dari pusat daun ke arah tepi, diameter 30-50 cm. Bunganya harum, tumbuh menjulang di atas permukaan air dengan tangkai bulat panjang dan kokoh, panjang tangkai bunga 75-200 cm. Diameter bunga 15-25 cm, benang sari banyak kepala sari kuning, mahkota bunga lebar, ada yang engkel dan ada yang dobel dengan warna merah jambu, putih dan kuning. Bunga mekar sehari penuh dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga berguguran sampai akhirnya tersisa dasar bunga yang akan menjadi bakal buah, bentuknya seperti kerucut terbalik dengan permukaan datar semacam spons dan berlubang-lubang berisi 15-30 biji, warnanya hijau kekuningan, kemudian hijau dan akhirnya coklat hitam, garis tengah 6-11 cm. Biji bentuknya bulat seperti kacang tanah, terdapat dalam lubang-lubang buah yang berbentuk seperti sarang tawon. Biji yang sudah tua warnanya hijau kehitaman, umurnya kira-kira 1 bulan sejak bunganya mekar. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. 

Kandungan kimia :: Bunga: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin, isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga (reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan besi. Kulit biji teratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N- norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine, nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine, galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C. Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine, pronuciferine, N-nornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine, liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid, malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun: Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti hipertensi.

Khasiat : Biji: Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal dan menguatkan limpa. Tunas biji teratai: Menghilangkan panas dalam di jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari (kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan. Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan, menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga): Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab, menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan limpa, menambah selera makan, penambah darah, membantu pertumbuhan otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan, membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa.

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman

Cara pengobatan :
  • Batuk darah, muntah darah: Rimpang teratai dicuci bersih lalu dijuice, sampai terkumpul 1 gelas ukuran 200 cc. Minum, lakukan selama 3-5 hari berturut-turut.
    Muntah, diare : 50 g rimpang teratai dan 15 g jahe dicuci lalu dijuice atau diparut, ambil airnya. Minum, sehari 3 kali.
  • Disentri: 50 g rimpang teratai dan 10 g jahe, diparut atau dijuice. Air perasannya ditambahkan 10O cc air, lalu dipanaskan sampai mendidih. Setelah dingin tambahkan 1 sendok makan madu, diaduk lalu diminum.
  • Darah tinggi:a. 10 g biji teratai dan 15 g tunas biji teratai. (lien sim), direbus dengan 350 cc air sampai tersisa 200 cc. Minum setiap hari seperti teh. b. Tunas biji teratai (lien sim) sebanyak 10-15 g direbus dengan air secukupnya sampai mendidih, minum sebagai teh. Dapat juga tunas biji teratai digiling halus, seduh dengan air panas, minum.
  • Panas dalam, gondokan, juga bermanfaat untuk penderita jantung dan lever: 100 g rimpang teratai dan 50 g rimpang segar alang-alang, dicuci lalu dipotong-potong secukupnya. Rebus dengan 500 cc air bersih sampai tersisa 250 cc. Setelah dingin disaring, minum seperti teh. 
  • Keluar darah dari hidung (mimisan): Ruas akar teratai dicuci bersih lalu dijuice. Airnya diteteskan ke hidung.

SAGA (Abrus precatorius Linn.)


     Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
     Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis. Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan bunga. 

Kandungan Kimia :Daun maupun akar mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, kalsium oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan. Daun, batang dan biji : saponin dan flavonoid. Batang : polifenol. Biji : tannin. Akar : alkaloid, saponin dan polifenol.

Khasiat : Antiinflamasi, Diuretik, Antitusif, Parasitisida

Bagian tanaman yang digunakan : Akar , Daun , Biji

Cara pengobatan :
  • Batuk : Daun saga 1 genggam, Buah adas 5 butir, Kayu pulasari 1/2 jari tangan, Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
  • Amandel : Akar saga secukupnya, 1 potong manis dan gula batu secukupnya, Direbus dengan 5 gelas air sampai tinggal separo, disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas pagi dan sore.
  •  Radang mata : 1 genggam daun saga digiling halus, kemudian rebus dengan 2 gelas air untuk diambil uapnya. Uap air daun saga tersebut dipakai unutk obat tetes mata.
  • Sariawan : Daun saga secukupnya, yang masih baru dipetik, dijemur beberapa menit agar agak layu, penggunaan dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk kumur.

SANGITAN ( Sambucus Javanica Reinw.)


     Sangitan merupakan tanaman asli Indonesia, menyukai tempat-tempat basah dan banyak ditemukan tumbuh liar di tepi-tepi rawa, padang rumput, jalan setapak sekitar sawah atau ditanam penduduk sebagai tanaman hias pekarangan, kadang-kadang sebagai tanaman pagar. Umumnya tanaman ini menyukai tempat-tempat yang tidak terlalu kering atau terlalu lembab di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 mdpl.
     Perdu, tahunan, tegak, tinggi 1-4m. Batang bulat, berkayu, dengan percabangan yang banyak. Daun sangitan termasuk daun majemuk menyirip gasal ganda dua tidak sempurna, memiliki 5-11 anak daun yang letaknya meyirip. Helaian anak daun bertangkai, berbentuk elips memanjang sampai lanset, panjang 4-8cm, lebar 1,5-3cm, ujung runcing, tepi gerigi, gundul tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua. permukaan bawah hijau muda. Ukuran bunga kecil-kecil, berwana putih, kelopak kecil berlekuk malai rata, keluar dari ujung ranting dan berbau harum. Buahnya buah batu yang menyerupai buni, diameter 3-4mm, buah yang masak berwarna hitam dapat dimakan. Jumlah biji 1-3 buah. Sangitan dapat diperbanyak dengan setek atau biji.
 
Kandungan Kimia :Tumbuhan ini mengandung minyak asiri, cyanogenic glucoside, ursolic acid, â-sitosterol, á-amyrin palmitate, KNO3 dan tanin. Buah mengandung saponin dan flavonoida.

Sifat dan Khasiat : Rasanya manis, sedikit pahit, sifatnya hangat. Herba ini masu meridian hati (liver) dan berkhasiat sebagai peluruh kencing (diuretik), menghilangkan pembengkakan, menghilangkan nyeri (analgesik) an melancarkan sirkulasi.
Akar berkhasiat meredakan kolik (antipasmodik) dan menghilangkan pembengkakan. Buah berkhasiat peluruh kencing, pembersih darah, pencahar dan perangsang muntah.
Bagian tanaman yang digunakan : Akar, herba serta bunga yang di jemur sampai kering bila akan disimpan.

Cara  Pengobatan : 
  • Badan bengkak pada penyakit ginjal dan beri-beri : Cuci 30-60g herba sangitan berikut akarnya, lalu potong seperlunya, rebus dengan 3 gls air sampai tersisa 1 gelas. Saring setelah dingin dan minum sekaligus di pagi hari.
  • Rhematik, Sakit pinggang, Bengkak akibat terpukul : Rebus 15-30 g tumbuhan sangitan kering dalam 3 gls air hingga tersisa 1 gls, Setelah dingin saring dan gunakan untuk 2 kali minum pagi dan, air ini bagus untuk kompres bagian yang bengkak.
  • Rubela : Seluruh tumbuhan secukupnya dibersihkan dan di potong lalu direbus dengan 3-5 liter air sampai mendidih lalu hangat-hangat digunakan untuk mandi.
  • Sakit Kuning : Cuci akar kering 30-50 gatau 90 g akar basah lalu potong seperlunya, Tambahkan daging sapi sama banyak lalu tim, setelah dingin air diminum dan dagingnya dimakan .
  • Bengkak akibat terpukul, Patah Tulang : Cuci 20 g akar kering, potong tambahkan 400 cc air putih dan 2 sloki arak putih, Rebus sampai airnya tinggal setengahnya. Tambahkan gula pasir 30 g dan aduk rata, setelah dingin saring dan airnya diminum untuk pagi dan sore.


SIRIH (Piper betle L.)


     Sirih merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 m. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Kandungan kimia : Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur.

Khasiat sirih : Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan perdarahan.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Cara Pengobatan :
  • Obat Batuk :Siapkan 15 lembar daun sirih, tiga gelas air, Cuci bersih daun sirih tersebut dan rebus sampai tersisa menjadi tiga perempat bagian, Minum bersamaan dengan madu. 
  • Obat Bronkitis : Rebus 7 lembar daun sirih yang telah dicuci bersih bersama sepotong gula batu dalam 2 gelas air bersih. Tunggu sampai tersisa menjadi 1 gelas. Minum 3 x sehari masing-masing sepertiga gelas. 
  • Menghilangkan bau badan : Ambil 5 lembar daun sirih dan rebus dengan 2 gelas air, Tunggu sampai tersisa menjadi satu gelas. Minum pada siang hari. 
  • Obat Luka Bakar : Ambil daun sirih secukupnya dan cuci bersih, Peras airnya dan tambahkan sedikit madu. Bubuh-kan ke tempat luka bakar. 
  • Obat Mimisan : Siapkan 1 lembar daun sirih yang agak muda, kemudian memarkan dan gulung. Sumbatkan hidung yang berdarah. 
  • Obat Bisul : Ambil daun sirih secukupnya dan cuci bersih, Setelah itu giling sampai halus dan dioleskan pada bisul. Balut dan ganti 2 x sehari.
  • Obat Mata Gatal dan Mata Merah : Sediakan 5-6 daun sirih muda dan segar rebus dengan 1 gelas air sampai mendidih, Jika sudah, tunggu sampai dingin. Gunakan untuk mencuci mata dengan gelas cuci mata 3 x sehari sampai sembuh.
  • Obat Koreng dan Obat Gatal : Rebus 20 lembar daun sirih sampai mendidih. Gunakan air rebusan yang masih hangat untuk membasuh koreng dan gatal.
  • Obat Gusi Berdarah : Rebus 4 lembar daun sirih dalam 2 gelas air. Berkumur-lah secukup-nya.
  • Obat Sariawan : Ambil 1-2 lembar daun sirih kemudian cuci bersih. Kunyah sampai lumat dan buang ampasnya setelah selesai.
  • Menghilangkan Bau Mulut : Siapkan 2-4 lembar daun sirih, Cuci bersih dan remas. Seduh dengan air panas lalu gunakan untuk berkumur.
  • Obat Jerawat : Ambil 7-10 lembar daun sirih , cuci bersih dan tumbuk halus, Seduh dengan dua gelas air panas, Gunakan air tersebut untuk mencuci muka. Lakukan 2-3 x sehari.
  • Obat Keputihan : Rebus 10 daun sirih yang telah dicuci bersih dalam 2,5 liter air. Gunakan air rebusan yang masih hangat tersebut untuk Miss V -nya.
  • Mengobati ASI Berlebih : Ambil beberapa daun sirih, cuci bersih dan olesi dengan minyak kelapa, Kemudian hangatkan di atas api sampai layu. Tempelkan di seputar payudara yang bengkak selagi masih hangat.

SEMBUKAN (Paederia foetida L.)




     Sembukan tumbuhan membelit, dengan panjang ± 10 m. Batang tanaman massif, beruas, beralur, masih muda halus setelah tua kasar, diameter 2-5 mm, dari buku-buku dapat tumbuh akar, warna akar coklat. Daun tanaman termasuk daun tunggal, berhadapan,bentuk dau telur, dengan panjang 5-9 cm, tepi daun rata, ujung daun runcing,pangkal berlekuk, berambut, petulangan menyirip, tangkai daun bulat, berbulu,panjang 3-5 cm, diameter ± 2 mm, warna daun hijau.

     Tanaman sembukan berbunga majemuk, bentuk mulai, dengan panjang 5-9 mm kelopak bunga segitiga, benang sari melekat pada tabungbakal buah 2 ruang, bakal biji satu, kepala putik dua, bentuk benang, sering membelit, tabung mahkota bagian dalam berambut, bentuk kait, gundul, putih, mahkota panjang 10-12 mm, berbulu halus, dan warna bunga halus, dan warna bunga ungu. Buahpada sembukan batu, bentuk bulat, berkilat, diameter 4-6 mm, dan warna buahkuning. Perakaran pada tanaman sembukan tunggang dan warna akar coklat.
      Tanaman ini dikenal dengan nama daerah kahitutan, bintaos, kesembukan, daun kentut atau gumi siki.

Sifat dan kandungan kimia: Tanaman ini mempunyai sifat  netral, rasa manis, sedikit pahit. Batang dan Daun mengandung Asperuloside, Deacetylasperuloside, Scandoside, Paedroside, Paederosidic acid, dan Gamasitosterol, Arbutin, Oleanolic acid, dan minyak menguap.
 
Khasiat : Antiinflamasi, Stomakik, Antirematik, Diuretik, Karminatif, Analgesik.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Cara pengobatan :
 
1.Rasa sakit pada luka, mata atau telinga :. Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ketempat kelainan.
2.Maag dan perut kembung : Daun sembukan segar genggam, Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
3.Herpes : Daun sembukan segar 1 genggam, Daun lampes 1 genggam, Air sedikit, Dipipis, Diborehkan pada kulit yang sakit.  
4.Kejang (kolik) Kandung empedu, saluran pencernaan : Daun segar 15-60 g, Dicuci, ditumbuk sampai halus, tambahkan 1 cangkir air matang dan 1-2 sdt garam, aduk rata lalu saring, minum sebelum makan.
5.Sakit kuning (icteric hepatitis). Tanaman15 – 60 gr, direbus, minum. 
6.Bronchitis, batuk (whooping cough). Tanaman15 – 60 gr, direbus, minum.
7.Rheumatism, luka akibat benturan, tulang patah, keseleo. Tanaman15 – 60 gr, direbus, minum.
8.Darahputih berkurang akibat radiasi. Tanaman15– 60gr, direbus, minum.
9.Keracunan organik. Tanaman 15– 60 gr, direbus, minum. 
10.Kencing tidak lancar. Tanaman15 – 60 gr, direbus, minum.
11.Perut mulas karena angin. Daun 25lembar dibuat sayur atau dikukus, makan sebagai lalab matang. Untuk luarnya, daun dilayukan diatas api dan diikat pada perut.
12.Cacar ular. Daun dicuci lalu ditumbuk seperti bubur. Tambahkan sedikit air dan garam secukupnya untuk dibalutkan disekitar gelembung-gelembung kecil kulit. 
13.Eksema, kulit gatal (pruritus), neurodermatitis. Batang dan daun segar secukupnya dicuci bersih lalu digiling halus, tempelkan ke tempat kelainan. 
14.Menghilangkan nyeri akibat kanker. Tanaman segar 15 – 60 gr direbus dalam 3 gelas air jadi 1 gelas minum sekaligus, atau dijuice, airnya disaring, peras.
 

SEMBUNG (Blumea Balsamifera (L.) DC)

                
     Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl.
     Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2 - 3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan atas berambut agak kasar, permukaan bawah berambut rapat dan halus seperti beludu, pertulangan menyirip, panjang 8 - 40 cm, lebar 2 - 20 cm. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 - 10, panjang 1 mm, berambut. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar.

Kandungan Kimia : Sembung ini mengandung minyak asiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur barus) dan borneol, yang juga mengandung sineol, limone, asam palmitin dan myrristin, alkohol sesquiterpen, diameter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin dan glikosida. Sedangkan ekstrak borneol didapat dari daun segar.

Sifat dan Khasiat  : Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk, Antirematik.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan akar

Cara pengobatan :
  •  Meningkatkan Empedu : Daun sembung 4 helai, Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum1 kali sehari 100 ml.
  • Selesma: Daun sembung 5 helai, Daun sembukan 1 genggam, Air 110 ml, Dirus hingga mendidih, Dibuat infus atau dipipisDiminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml, apabila d ipipis diminum 2 kali sehari tiap kali minum 1/4 cangkir.
  • Diare :Daun sembung segar sebanyak 1 genggam dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih lalu direbus sampai airnya tersisa 1 1/2 gelas. tambahkan madu seperlunya, lalu diminum 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  
  • Haid tidak teratur, Perut kembung : Daun sembung segar sebanyak 20g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 3/4 nya. Tambahkan sedikit madu, lalu diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.  
  • Nyeri Haid : *Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dan 5 biji kedaung yang telah dipanggang dan dihaluskan direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Minum sekaligus setelah dingin. **Akar sembung dan seluruh tumbuhan ginjean (Leonorus sibiricus) masing-masing sebanyak 30g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelahdingin disaring, lalu diminum 2 kali sehari @ 3/4 gelas.  
  • Angina Pektoris : Daun sembung segar sebanyak 5 lembar dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 3/4 nya. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 kali @ 3/4 gelas. Lakukan setiap hari.  
  • Rematik Sendi : Akar sembung 30 g dan daun gandarusa 60 g dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring dan diminum 2 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.  
  • Demam : Daun sembung segar sebanyak 15 g dicuci lalu direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sama banyak pagi dan sore.  
  • Kurang nafsu makan : Akar sembung dari tumbuhan yang belum berbunga sebanyak 30 g dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Seduh dengan secangkir air panas. Setelah dngin disaring, kemudian diminum sekaligus. 
Catatan
Merebus daun sembung harus dalam panci tertutup, supaya minyak asirinya tidak menguap.  

    SENGGUGU (Clerodendrum serratum (L.) Moon)

                                        
          Senggugu tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya agak lembap dari dataran rendah sampai 1.700 m dpl. Senggugu diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1 – 3 m, batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu kehitaman. Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, kedua permukaan berambut halus, panjang 8 – 30 cm, lebar 4 – 14 cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6 – 40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau, setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji.

    Kandungan Kimia :Daun mengandung kalium, sedikit natrium dan alkaloid. Kulit akar mengandung glikosida fenol, monitol dan sitosterol. Kulit Batang mengandung senyawa triterpenoid, asam oleanolat, asam quertaroat dan asam serratogerat.

    Khasiat : penghilang rasa sakit, sifatnya pahit, pedas dan sejuk

    Bagian tanaman yang digunakan : Daun, Kulit batang, bunga dan akar

    Cara Pengobatan :
    • Tulang patah, Luka terpukul, Digigit ular, Bisul: Tanaman ditumbuk lumat lalu tempelkan pada yang sakit
    • Borok berair, rematik ; Daun segar ditumbuk lalu digodok dan direndamkan ke bagian yang sakit.
    • Perut Busung, Cacingan : Daun diseduh dengan temulawak dan garam lalu diminum.
    • Asma ,Bronchitis, susah kencing : Minum seduhan akarnya.
    • Batuk : * Cuci bersih buah senggugu, kunyah bersama 1 lembar daun sirih lalu telan. ** Cuci bersih 2 butir buah senggugu, kunyah bperlahan-lahan lalu telan, setelah mengkonsumsi ramuan tersebut, dianjurkan penderita minum secangkir air hangat.

      SRIGADING (Nyctanthes arbor tritis Linn.)

                                          

             Srigading merupakan pohon kecil atau semak yang biasa ditanam di pekarangan rumah. Tumbuhan yang berasal dari Asia Selatan ini tidak berbentuk indah namun ditanam karena harum bunganya yang menyeruak di malam hari. Dengan warna mahkota bunga yang khas, bunganya mekar setelah matahari terbenam. Pada siang hari bunga yang mekar pada malam sebelumnya luruh.
            Pohon kecil atau semak. Batang lunak dengan permukaan kasar, agak bergabus. Daun tersusun berselang-seling, tunggal, dengan bentuk bundar telur, ujung meruncing, permukaannya kasar, tepinya rata, kadang-kadang beringgit. Bunganya harum, dengan mahkota bunga lima hingga delapan berwarna putih tetapi di bagian tengahnya jingga cerah, tersusun secara berkelompok. Buahnya bertipe kendaga bundar berbentuk hati, pipih, dengan diameter 2cm, dengan dua ruang, masing-masing berisi satu biji.
            Selain sebagai tanaman hias pekarangan, srigading ditanam di pekuburan di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai pengharum lingkungan, mendampingi kamboja. Bunganya dapat menghasilkan warna kuning yang sulit dihilangkan, sehingga dijadikan sumber pewarna kuning. Selain itu, bunga yang kering kadang-kadang dicampurkan pada seduhan teh sebagai pengharum.
            Nama daerahnya antara lain suruh gading, sari gading, Sirih gading, Kembang pengantin, Daun karangan.

      Kandungan kimia : Daun mengandung tanin, metil salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut niktantin.

      Khasiat : Emenagog, Ekspektoran

      Bagian tanaman yang digunakan : Bunga dan Daun

      Cara Pengobatan: 
      • Demam nifas : Bunga srigading segar sebanyak 10g, dicuci bersih. Rebus dengan 2gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. setelah dingin disaring, diminum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.
      • Demam yang membandel, demam pada malaria : Daun srigading segar cuci bersih, lalu makan bersama seiris kecil jahe segar.
      • Ruam Kulit kusta : Beberapa kuntum bunga srigading segar diseduh, lalu diminum seperti teh, lakukan setiap hari.
      • Cacing gelang, Cacing kremi : Air perasan daun srigading sebanyak 1 sdm ditambah sedikit madu dan garam, minum malam hari sebelum tidur.
      • Nyeri pinggul, pegal pinggan bagian bawah : Daun srigading sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air memakai api kecil sampai tersisa 1 gelas, setelah dingin disaring, lalu diminum sekaligus.

      SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata (Lamk.) Pers)

                                         

           Sosor bebek berasal dari madagaskar yang tersebar di daerah tropis, ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias atau tumbuhan liar di tepi jurang, tepi jalan dan tempat-tempat lain yang tanahnya berbatu pada daerah panas dan kering, mulai dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.
            Terna, tahunan, tinggi 30 - 100 cm, batang lunak dan beruas, daun tebal berdaging, banyak mengandung air, helaian daun lonjong, bertangkai panjang, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi beringgit, permukaan daun gundul, panjang 5 - 20 cm, lebar 2,5 - 15 cm, warnanya hijau sampai hijau keabu-abuan. Bunga majemuk, bentuk malai, menggantung, mahkota bentuk corong, merah. Buah kotak, ungu bernoda putih. Biji putih. Perbanyakan dengan daun. Daun kalau dipetik akan membentuk kuncup-kuncup anak tanaman dalam toreh-toreh pinggiran daunnya.



      Kandungan Kimia : Sosor bebek mengandung asam lemon, asam apel, vitamin C, quercetin-3-diarabinoside, kaempferol-3-glukoside, tanin dan bryophyllin.

      Khasiat : Sosor bebek bersifat agak asam, dingin, bau lemah dan astrigen. Berkhasiat sebagai antiradang, antiseptik, penghenti perdarahan (hemostatis), peluruh dahak (akspektoran), peluruh kencing (diuretik), pereda demam (antiperik), penyejuk (demulcent), mengurangi pembengkakan dan pembersihan darah (depuratif).

      Bagian yang digunakan : Daun,

      Cara Pengobatan :
      • Luka : Daun sosor bebek secukupnya,Air sedikit,, di parut tambahkan air sedikit, Dibobokan pada luka, diperbarui tiap 3 jam
      • Radang lambung (gastritis) : Daun sosor bebek sebanyak 5 lembar dicuci lalu ditumbuk. Tambahkan sedikit garam sambil diaduk merata. Peras dan saring. Air perasan diminum sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari.
      • Muntah darah : Daun sosor bebek sebanyak 7 lembar dicuci lalu digiling halus. Tambahkan arak dan gula enau secukupnya, lalu ditim. Air saringannya diminum selagi hangat.
      • Rematik : *Seluruh tumbuhan sosor bebek sebanyak 30 g direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum. Pagi dan sore hari. **Daun sosor bebek sebanyak 4 lembar, 1 sendok teh adas, 1 jari pulosari, dua jari enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air sampai tersisa 3/4 nya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
      • Wasir : *Daun sosor bebek dicuci bersih lalu dangin anginkan sampai kering. Daun kering tersebut kemudian digiling halus menjadi bubuk. Ambil 1 sendok makan bubuk tersebut, lalu seduh dengan 3/4 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok madu sambil diaduk merata. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari. **Daun sosor bebek segar sebanyak 25 g dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Dinginkan lalu disaring. Hasil saringannya diminum sekalgus. Lakukan setiap hasi sampai sembuh.
      • Disentri, diare, demam : Daun sosor bebek secukupnya digiling halus. Bubuhkan di perut sebagai tapal, lalu dibalut dan ganti sehari 2 kali.
      • Bisul, koreng, memar, radang payudara : Daun sosor bebek sebanyak 50 g dicuci lalu digiling halus. Peras dan saring. Air perasannya ditambah 1 sendok makan madu sambil diaduk merata. Minum sekaligus. Sisa perasan daunnya lalu ditempelkan sebagai tapal di tempat kelainan.
      • Radang amandel : Daun sosor bebek sebanyak 5 - 10 lembar dicuci bersih lalu dibilas dengan air masak. tumbuk sampai halus, lalu diperas dan saring. Air yang terkumpul digunakan untuk kumur-kumur. (gargle)
      • Radang telinga luar ; Air perasan daun sosor bebek digunakan untuk obat tetes telinga. Sehari 4 kali, masing-masing 2 tetes.
      • Kencing terasa nyeri : Daun sosor bebek segar secukupnya dimemarkan lalu diberi sedikit garam. Turapkan pada perut bagian bawah, lalu dibalut.

      Catatan
      Jangan minum daun sosor bebek bila ada gangguan fungsi pencernaan seperti pencernaan dingin atau fungsi kelenjar pankreas menurun.

      SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

                                                  

           Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berrumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Tanaman ini tersebar pada daerah tropis di seluruh dunia dari dataran rendah sampai 1.450 m dpl. Perdu tegak bercabang ini tingginya dapat mencapai 2 m dengan cabang kecil berambut rapat. Daun tunggal, letak berseling, bentuknya bulat telur atau lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pertulangan menyirip, bagian bawah berambut pendek warnanya abu-abu, panjang 1,5-4 cm, lebar 1--1,5 cm. Bunga tunggal berwarna kuning cerah yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang dan layu sekitar tiga jam kemudian. Buah dengan 8--10 kendaga, diameter 6--7 mm. Akar dan kulit sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.


      Kandungan kimia: Daun mengandung alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin,fenol, asam amino, dan minyak atsiri. Banyak mrngandung zat phlegmatik dan pelumas. Batang mengandung kalsium oksalat dan tanin, Akar mengandung alkaloid, steroid, dan efedrine.

      Khasiat :  Tanaman bersifat manis, pedas dan sejuk. Masuk meridien jantung, hati, paru, usus besar dan kecil. Anti radang (Antiinflamasi), peluruh kencing (diuretik),dan menghilangkan sakit (Analgetik). Akar : Manis tawar, sejuk.

      Bagian tanaman yang digunakan : Akar, daun dan bunga

      Cara pengobatan :
      • Perut mulas : Akar dan jahedikunyah dan ditelan airnya.
      • Rheumatik : Seluruh tumbuhan termasuk akar sebanyak 60g kering, Digodok dan diminum.
      • Sakit gigi : Akar dikunyah
      • sengatan lebah : Bunga dilumatkan
      • Asam urat tinggi : 5 batang akar dicuci, potong kecil dan rebus dengan 2 gelas air sampai mendidih, tuang ke gelas berikut akar dan tutup semalaman, Esoknya diminum sebelum sarapan, rebus sekali lagi untuk sorenya.
      • Cacing kremi : Daun 1/5 genggam dicuci dan digiling halus, tambah 3/4 cangkir air matang dan sedikit garam, peras dan minum 2 kali sehari.
      Catatan :
      Wanita hamil dilarang mengkonsumsi


      SAMBILOTO (Andrographis Paniculata)

                                               
      Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika.Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700m dari permukaan laut. Tanaman sering ditemukan tumbuh liar di tempat terbuka, seperti tepi jalan, ladang, atau tanah kosong yang terbengkelai, juga di pekarangan. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah); ki oray (Sunda); pepaitan (Madura).

      Kandungan kimia : Laktone: deoxy-andrographolide, andrographolide, 14-deoxy-11, neoandrographolide, 12-didehydroandrographolide, dan homoandrographolide. Flavonoid: alkane, ketone, dan aldehyde.

      Khasiat : Antiinflamasi, AntipiretikAnalgesik, Diuretik, Stomakik, Anti bengkak

      Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tanaman

      Cara pengobatan :
      • Kudis : Daun sambiloto segar 1 genggam, Belerang sedikit, Campuran ditumbuk hingga halus sampai rata, Dilumurkan pada kulit yang sakit dan lakukan setiap hari hingga sembuh.
      • Kencing manis : Daun sambiloto 25 helai, Daun kumis kucing 25 helai, Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
      • Radang usus buntu : Daun sambiloto, Air secukupnya, Dipipis atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir, apabila ramuan dibuat seduhan maka diminum 1 kali sehari 100 ml.
      • Tifus : Daun sambiloto 17 helai, Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.
      • TBC paru-paru: Daun sambiloto segar dikeringkan, lalu digiling halus hingga menjadi bubuk. Setelah itu, ditambah sedikit madu dan dibuat bulatan-bulatan pil berdiameter sekitar 0,5 cm. Sebaliknya pil ini diminum dengan air matang 2-3 kali sehari. Sekali minum dapat 15-30 pil. 
      • Batuk rejan atau pertusis: Tiga lembar daun sambiloto diseduh dengan air panas dan tambahkan sedikit madu. Minum larutan ini 3 kali sehari. 
      • Kencing nanah: Petik 3 batang sambiloto berikut daun-daunnya. Cuci bersih lalu rebuslah dengan 4 gelas air minum hingga tersisa 2,25 gelas saja. Dinginkan air terlebih dahulu, baru disaring. Jika hendak diminum tambahkan madu seperlunya. Lakukan 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas. 
      • Demam: Daun sambiloto segar ditempelkan ke badan atau dahi penderita. 
      • Penambah nafsu makan: Siapkan daun sambiloto 10 helai. Selain itu, siapkan pula kulit dan batang tanamannya sebanyak 50 g. Bahan-bahan ini dicuci hingga bersih, kemudian rebus dengan 3000 cc air. Airnya cukup diminum segelas sehari. Untuk menghilangkan rasa pahit dapat ditambahkan sedikit madu. 
      • Hidung berlendir, sakit gigi: Sebanyal 9-15 g tanaman segar direbus dan lainnya diminum.
      • Obat tetes telinga:Tanaman segar dilumatkan dan diperas airnya. Teteskan air tersebut ke telinga.

      SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back)

                                  
            Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa pada ketinggian 1 – 1200 m dpl, terutama tumbuh dengan baik pada ketinggian 500 m dpl. Banyak ditemukan tumbuh di selokan, semak belukar, hutan terang, dan padang rumput . Cara perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan stek batang. Pertumbuhan batang dan daun cepat sehingga dapat segera dimanfaatkan. Tanaman akan tumbuh baik pada tempat ternaungi karena helaian daun lebih tipis dan lebar, sehingga lebih enak untuk dimakan segar.
            Herba, berdaging. Batang memanjat, rebah, atau merayap, bersegi, gundul, berdaging, hijau keunguan, menahun. Daun berbentuk helaian daun, bentuk bulat telur, bulat telur memanjang, bulat memanjang, ukuran panjang 3,5 – 12,5 cm, lebar 1- 5,5 cm, ujung tumpul, runcing, meruncing pendek, pangkal membulat atau rompang. Tepi daun rata, bergelombang atau agak bergigi. Tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Permukaan daun kedua sisi gundul atau berambut halus. Perbungaan dengan susunan bunga majemuk cawan, 2- 7 cawan tersusun dalam susunan malai (panicula) sampai malai rata (corymb), setiap cawan mendukung 20-35 bunga, ukuran panjang 1,5- 2 cm, lebar 5-6 mm. Tangkai karangan dan tangkai bunga gundul atau berambut pendek, tangkai karangan 0,5- 0,7 cm. Brachtea involucralis dalam berbentuk garis berujung runcing atau tumpul, panjang 0,3 – 1 cm. Lebar 0,6 – 1,7 cm, gundul, ujung berwama hijau atau coklat kemerahan. Mahkota merupakan tipe tabung, panjang 1 – 1,5 cm, jingga kuningan atau jingga. Benang sari berbentuk jarum, kuning, kepala sari berlekatan menjadi satu. Buah berbentuk garis, panjang 4 – 5 mm, coklat. Daun mempunyai susunan dan fragmen yang sesuai dengan sifat anatomi keluarga tumbuhan bunga matahari (Asteraccae = Compositae).

      Kandungan kimia : alkoloid, saponin, flavonoid, dan tannin. 

      Khasiat : Bersifat dingin, netral, Antineoplastik,Menurunkan tekanan darah

      Bagian  tanaman yang digunakan : Daun
       
      Cara Pengobatan :
      • Meredakan hipertensi dare gangguan pencernaan : Siapkan daun sambung nyawa segar secukupnya. Cuci bersih sebelum dimakan langsung sebagai lalapan. Dapat juga dibuat jus, ditumis, atau dikukus. Sebaiknya tidak mengukus daun sambung nyawa terlalu lama, agar zat berkhasiatnya tak hilang. 
      • Penawar sakit akibat gigitan atau sengatan : Siapkan dan cuci bersih daun segar sambung nyawa secukupnya, lalu tumbuk halus. Tambahkan sedikit air ke dalam tumbukan hingga menjadi adukan. Gosok dan balurkan ramuan di bagian tubuh yang terkena sengatan atau gigitan serangga/lebah. Lakukan pengobatan dua kali dengan interval waktu dua jam.
      • Maag : Daun mentah dilalap secara teratur.
      • Kena bisa ulat atau semut hitam :Daun mentah segar 1 lembar digosok ke bagian yang terkena, sampai keluar  air/getahnya lakukan 2 jam sekali.
      • Kolesterol tinggi, Ambeien, Lever, Tumor, Diabetes melitus, Radang pita tenggorokan,Sinusitis, Tekanan darah tinggi : Daun mentah 3 lembar, dicuci bersih dan dijadikan lalapan, bisa juga di jus, lakukan secara teratur.

      SELEDRI (Apium graveolens L.)

                                                
           Tumbuhan seledri berasal dari Eropa. Seledri ditanam terutama pada daerah ketinggian 1000 - 2100 m di atas permukaan laut.  Herba setahunan atau dua tahunan, tegak, 0,25 - 1 m. Batang: bersudut tajam, berlubang di tengah, gundul.
      Daun : majemuk menyirip tidak sempurna, rangkap 1-3, pina 1 - 3 tangkai dengan pelepah pendek.

      Anak daun : bulat telur melebar, pangkal pasak, hijau mengkilat, bergerigi sepanjang tepi anterior, persegmen dengan mukro (rambut).

      Bunga : susunan majemuk payung, majemuk duduk atau bertangkai tidak lebih dari 2 cm, anak payung 6-15, 1-3 cm, anak payung terdiri dari 6 - 25 bunga, tangkai bunga 2 - 3 mm.

      Kelopak : 5 daun kelopak, tersembunyi.

      Mahkota : 5 daun mahkota, putih kehijauan - putih kekuningan, 0,5 - 0,75 mm.

      Putik : Bakal buah menunmpang, 5 ruang.

      Buah : elip - membulat, kurang lebih 1 mm. 

      Kandungan Kimia : glikosida apiin (glikosida flavon), isoquersetin, dan umbelliferon. Juga mengandung mannite, inosite, asparagine, glutamine, choline, linamarose, pro vitamin A, vitamin C, dan B. Kandungan asam-asam dalam minyak atsiri pada biji antara lain : asam-asam resin, asam-asam lemak terutama palmitat, oleat, linoleat, dan petroselinat. Senyawa kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu bergapten, seselin, isomperatorin, osthenol, dan isopimpinelin

      Khasiat : Stomakik, Diuretik, Antispasmodik

      Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh Bagian tumbuhan, Biji

      Cara pengobatan :
      • Asam urat : Biji seledri 2 g, Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.
      • Reumatik : Bonggol seledri (potong tipis-tipis) 2 buah Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari, tiap kali minum 100 ml.
      • Tekanan Darah Tinggi : Herba seledri segar 250 g, Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1 Ramuan

      SERAI (Andropogon nardus Linn.)

                                                   
           Serai merupakan tumbuhan semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor. Daun tunggal, bentuk lanseet, berpelepah, pangkal pelepah memeluk batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, karangan bunga berseludang, warna bunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih, warna putih kekuningan.
            Tumbuh liar di tepi sungai atau tempat ynag cukup air, cukup sinar matahari pada dataran rendah 900 m dpl. Nama daerahnya Sere, Sereh, Sorani


      Kandungan kimia : Saponin, flavonoid, Polifenol, Alkaloid, Minyak atsiri

      Khasiat : Antiinflamasi, Diaforetik, Stomakik, Emenagog, Analgesik

      Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan

      Cara pengobatan :
      • Rematik : Akar serai 15 g, Diambil minyaknya, Oleskan pada tempat yang nyeri, pada pagi dan sore hari.
      • Haid tidak teratur : Akar serabut 7 g, Daun muda 12 g, Air 110 ml, Rebus hingga mendidih, Diminum pagi dan sore

      PEGAGAN (Centella Asiatica)

                                       
           Pegagan adalah tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, ladang, tepi jalan, serta pematang sawah. Tanaman ini berasal dari daerah Asia tropik.  Nama yang biasa dikenal untuk tanaman ini selain pegagan adalah daun kaki kuda dan antanan.
      Sejak zaman dahulu, pegagan telah digunakan untuk obat kulit, gangguan saraf dan memperbaiki peredaran darah. Masyarakat Jawa Barat mengenal tanaman ini sebagai salah satu tanaman untuk lalapan.
            Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan penutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpai di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembap dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.

      Kandungan kimia : asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-inositol, centelloside, carotenoids, hydrocotylin, vellarine, tanin serta garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi. Diduga glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside merupakan antilepra dan penyembuh luka yang sangat luar biasa. Zat vellarine yang ada memberikan rasa pahit.

      Khasiat : Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas (antipiretika), Anti Infeksi, Anti racun, menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida, antialergi dan stimulan. Saponin yang ada menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan (menghambat terjadinya keloid).

      Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman

      Cara Pengobatan :
      • Infeksi batu saluran kencing/ kencing keruh : Rebus 30 g daun segar dengan air bilasan beras. Setelah dingin saring, minum 2 kali sehari
      • Wasir : Rebus 3-4 pohon pegagan dengan 2 gelas air selama 5 menit lalu diminum.
      • Campak :Rebus 60-120 g pegagan segar dalam 4 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas,setelah dingin saring, minum 3 kali sehari masing-masing 3/4 gelas.
      • Buang air kecil susah dan sukar : Cuci pegagan secukupnya, lalu giling sampai halus, tempelkan ramuan tersebut pada pusar lalu balut dengan perban.
      • Batuk Kering : Cuci segenggam penuh pegagan segar, lalu giling sampai halus, tambahkan air gula batu secukupnya ,lalu peras dan saring, air yang terkumpul diminum sekaligus, lakukan 3 kali sehari.

      PACING (Costus speciosus J. Sm.)

                                                          
            Pacing merupakan tanaman herba tegak, 0,5-1,5 m. Daun pacing nyaris tak bertangkai, kalaupun ada hanya 1,5 cm panjangnya, berlidah pendek. Helaian daun berbentuk mata tombak, ukuran 9-37 kali 3-10 cm. Bunga duduk berbentuk terminal rapat, berwarna merah muda atau putih. Daun pelindung memanjang runcing berdiri tempel. Kelopak tidak rontok, serupa tulang segitiga, mahkota membentuk tabung 1×0,5 cm. Tajuk bulat telur, ujung runcing pendek. Buahnya bersegi tiga merupakan buah kotak berwarna merah dengan biji.
            Tumbuh liar di hutan, di ladang dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab. Ada juga ditanam di halaman sebagai tanaman hias.

      Khasiat : Diuretik, Antipiretik, Antipruritik

      Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang

      Cara pengobatan :
      • Busung Air : Rimpang pacing 12 g, Herba kumis kucing 7 g, Air 130 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.
      • Eksim : Rimpang pacing segar secukupnya, Rimpang kunyit 1 buah, Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Borehkan pada bagian kulit yang sakit